Langsung ke konten utama

TEORI STIMULUS RESPON DOLLARD & MILLER

Nama : Trias Sabila Rahmah

NIM : 19310410036

Mata Kuliah : Psikologi Kepribadian II

Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro, S. Psi., M.A.



John Dollard dan Neal E. Miller John Dollard dan Neal E. Miller merupakan dua dari beberapa orang dari berbagai disiplin ilmu sosial yang bekerja sama dalam Institute of Human Relations. Keduanya menggabungkan teori psikoanalisis dengan behaviorisme. Dollard dan Miller melakukan sebuah gagasan teori yang nantinya sangat berpengaruh di bidang psikologi yang dikenal dengan stimulus- response theory yang berkaitan dengan teori belajar. Dari teori tersebut, mereka beranggapan bahwa kebiasaan merupakan salah satu elemen dalam struktur kepribadian, kemudian bagaimana Dollard dan Miller menjelaskan dinamika kepribadian, perkembangan kepribadian serta tingkah laku abnormal.

Dinamika Kepribadian

Dollar dan Miller sangat eksplisit dalam mendefinisikan sifat motivasi, dan mereka menguraikan secara sangat rinci perkembangan dan perluasan motif-motif. Dalam analisis mereka berusaha menjelaskan proses umum yang berlaku untuk semua motif. Selama proses pertumbuhan, individu mengembangkan sejumlah besar dorongan sekunder yang tugasnya membangkitkan tingkah laku

a.       Motivasi. Dollard dan Miller sangat memperhatikan motivasi atau drive (Alwisol, 2009). Alam kehidupan manusia banyak sekali muncul dorongan yang harus dipelajari. Secondary drives berdasarkan dorongan seperti cemas, takut, gelisah. Sedangkan primary drives berdasarkan dorongan primer seperti lapar,haus dan seks. Dollar dan Miller juga mengemukakan bahwa bukan hanya dorongan primer yang diganti oleh dorongan sekunder, tetapi penguat yang primer ternyata juga diganti dengan penguat sekunder.

b.      Proses Belajar. Orang yang belajar harus merasa terdorong untuk melakukan respon dan harus dihadiahi karena telah memberikan respon pada waktu isyarat itu muncul. Ini bisa diungkapkan secara sederhana dengan berkata bahwa untuk belajar, orang harus menginginkan sesuatu, memperhatikan sesuatu, berbuat sesuatu, dan memperoleh sesuatu. Empat komponen utama dalam belajar adalah dorongan, isyarat, respon, dan hadiah.

c.       Proses mental. Proses mental yang lebih tinggi ditandai dengan adanya perluasan stimulus-respon.

d.      Model konflik. Ada tida bentuk konflik:

-          Konflik approach-avoidance (orang dihadapkan dengan pilihan nilai positif dan negatif yang ada di satu situasi)

-          Konflik avoidance-avoidance (orang dihadapkan dengan dua pilihan yang sama-sama negatif)

-          Konflik approach-approach (orang dihadapkan dengan pilihan yang sama-sama positif)

e.      Ketidaksadaran. Tidak sama dengan konsep ketidaksadaran Freud, dalam teori Dollard dan Miller, ketidaksadaran terbagi menjadi dua, yakni :

1.       Ketidaksadaran berisi hal yg tidak pernah disadari. Contohnya: drive, ketrampilan motorik.

2.       Ketidaksadaran berisi apa yang pernah disadari tetapi tidak bertahan & menjadi tidak disadari karena adanya represi. Contohnya seseorang belajar melakukan represi atau menolak memikirkan sesuatu yang menakutkan akan mengurangi rasa takut. Berkurangnya rasa takut itulah yang dipandang sebagai suatu reinforcement dari tingkah laku yang direpresi. Orang tersebut kemudian memiliki repertoire tingkahlaku tidak mudah takut.

Psikopatologi

Ada 5 asumsi dasar tingkah laku konflik sendiri yang dijelaskan oleh Dollard & Miller :

1. Kecenderungan Mendekat (Gradient of Approach): Kecenderungan mendekati tujuan positif semakin kuatkalau orang semakin dekat dgn tujuannya itu

2. Kecenderungan Menghindar (Gradient of Avoidance): Kecenderungan menjauhi atau menghindari stimulus negatifmenjadi semakin kuat ketika individu menjadi semakindekat dengan stimulus negatif itu

3. Peningkatan Gradient of Avoidance lebih besar dibanding Gradient of Approach

4. Meningkatnya dorongan yang berkaitan dengan mendekat atau menghindar akan menigkatkan tingkatkecenderungannya. Jadi meningkatnya motivasi akan memperkuat gradient mendekat atau gradient menjauh pada semua titik jarak dari tujuan. Begitu pula sebaliknya.

5. Manakala ada 2 respon bersaing, yang lebih kuat akan terjadi.



Referensi:

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI KONSTRUK PERSONAL GEORGE KELLY

  TEORI KONSTRUK PERSONAL GEORGE KELLY Nama : Trias Sabila Rahmah NIM : 19310410036 Mata Kuliah : Psikologi Kepribadian II Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro, S. Psi., M.A. George Alexander Kelly (1905-1967) merupakan salah satu tokoh psikologi yang mengembangkan teori kepribadian konstruk personal. Teori kepribadian konstruk personal menekankan bahwa setiap manusia melihat dunianya melalui pola tertentu atau template yang dia ciptakan dan kemudian berusaha mencocokkanya dengan realitas. Pandangan Kelly yang bertujuan untuk menjelaskan keyakinan individu dan pandangan dunia mereka yang membentuk dua kutub yang saling berlawanan dalam dimensi kognitif ini disebut sebagai personal world (Hall & Lindzey, 1985). Teori konstruk personal dinyatakan dalam satu asumsi dasar dan dielaborasikan oleh sebelas corollaries yang menyatakan bahwa " Proses seseorang secara psikologis dijembatani oleh cara orang tersebut mengantisipasi peristiwa-peristiwa ". Teori konstruk persona

TEORI KEPRIBADIAN RAYMOND CATTEL

  TEORI KEPRIBADIAN RAYMOND CATTEL Nama : Trias Sabila Rahmah NIM : 19310410036 Mata Kuliah : Psikologi Kepribadian II Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro, S. Psi., M.A.   Raymond Bernard Cattell dilahirkan dikota Staffordshire, Inggris pada tahun 1905. Menurut Cattel, kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan prediksi tentang apa yang akan dikerjakan oleh seseorang dalam situasi tertentu. Ia memandang kepribadian sebagai suatu struktur dari sifat-sifat(traits) yang kompleks, terdiferensiasi dan sebagian besar tergantung pada salah satu gugus dari sifat-sifat ini yang disebut dynamic traits atau sifat-sifat dinamik. Cattel menganggap traits adalah konsep yang penting dari teorinya. Trait juga disebut sebagai struktur mental, elemen atau komponen dari kepribadian. Untuk memahami individu, kita harus mengetahui bentuk traits yang tepat yang menentukan seseorang sebagai individu. Trait diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu : 1.        Kategori Kepemilikan -    

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PERUBAHAN PRANATA EKONOMI

 Trias Sabila Rahmah/19310410036 Artikel ini dibuat untu memenuhi Tugas Ilmu Budaya Dasar, Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Dosen Pengampu Dr. Arundati Shinta/Amin Nurohmah, S.Pd., M.Sc Setiap harinya, teknologi terus berkembang dan semakin canggih. Kehidupan manusia pun tak bisa dipisahkan dari pemanfaatan maupun penggunaan teknologi. Ada banyak sekali teknologi yang dimanfaatkan untuk menunjang aktivitas manusia saat ini. Contohnya yakni gadget sebagai sarana komunikasi dan mencari informasi. Perkembangan teknologi yang semakin pesat ini membawa pengaruh di berbagai bidang kehidupan manusia. Teknologi membawa perkembangan dalam masyarakat dan ditunjukan dengan perubahan-perubahan yang terjadi salah satunya dalam aspek sosial budaya. Salah satu perubahan pada bidang sosial budaya adalah perubahan pada pranata sosial. Pranata sosial adalah sistem norma atau aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat secara khusus (Nurmansyah dkk, 2019). Pranata sosial merupa