Langsung ke konten utama

KONSEP ORIENTASI NILAI BUDAYA DALAM PANDANGAN INDIVIDU MODERN

TRIAS SABILA RAHMAH/19310410036

Artikel ini dibuat untu memenuhi Tugas Ilmu Budaya Dasar, Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.

Dosen Pengampu Dr. Arndati Shinta/Amin Nurohmah, S.Pd., M.Sc


Nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, salah atau tidak salah, patut atau tidak patut (Bagit, 2017).

Kedudukan nilai dalam setiap kebudayaan sangatlah penting maka pemahaman tentang sistem nilai budaya dan orientasi nilai budaya sangat penting dalam konteks pemahaman perilaku suatu masyarakat dan sistem pendidikan yang digunakan untuk menyampaikan sistem perilaku dan produk budaya yang dijiwai oleh sistem nilai masyarakat yang bersangkutan.

Kluckhohn dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan sebuah konsep dengan ruang lingkup luas yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga suatu masyarakat, mengenai itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai-nilai budaya. Secara fungsional sistem nilai ini mendorong individu untuk berperilaku seperti apa yang ditentukan.

Kluckhohn menyatakan bahwa sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia sebenarnya mengenai 5 masalah pokok dalam kehidupan manusia yaitu hakekat hidup, hakekat karya, persepsi tentang waktu, pandangan terhadap alam, dan hakekat hubungan manusia dengan sesamanya.

Sebagai seorang millenial atau individu yang modern, kita tentunya memiliki pandangan yang berbeda dalam mengartikan 5 masalah pokok kehidupan manusia tersebut.


Pada masalah pokok kehidupan manusia yang pertama adalah permasalahan mengenai hakekat hidup, individu tradisional memiliki pandangan yaitu hidup itu buruk jika manusia tersebut mengalami kesulitan. Sedangkan individu transisi menganggap hidup itu baik. Namun bagi individu modern, mereka akan beranggapan bahwa hidup memanglah sulit namun harus tetap diperjuangkan. Contohnya adalah orang yang selalu optimis dalam hidupnya, dan berfikir bahwa hidup itu pilihan.

Masalah pokok kedua, yaitu masalah mengenai hakekat karya. Bagi individu modern, permasalahan karya ini akan disikapi dengan pemikiran bahwa karya hadir untuk menambah karya. Sebagai contoh seorang desainer grafis membuat karya bukan hanya untuk dijual melainkan juga menambah portofolio untuk mempertinggi prestise.

Masalah pokok ketiga, yaitu hakekat dari kehidupan manusia dalam ruang waktu. Individu modern akan selalu berorientasi pada masa depan atau dapat disebut dengan visioner. Mereka enggan untuk berlama-lama menengok ke belakang atau meratapi masa lalu. Fokusnya adalah ke masa depan. Contoh sikapnya adalah melakukan investasi.

Selanjutnya yang keempat adalah masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Individu modern dalam hal ini berusaha menguasai alam. Mereka akan melakukan segala cara untuk mengembangkan apa yang ada di alam ini supaya menjadi sesuatu yang bernilai dan bermanfaat bagi dirinya. Contohnya adalah ilmuan yang menciptakan inovasi padi yang tahan terhadap kekeringan ataupun terhadap banjir.

Dan yang terakhir adalah permasalahan hakekat hubungan manusia dengan manusia. Permasalahan individu modern adalah menjadi seseorang yang individualis dan menilai tinggi usahanya sendiri. Contohnya adalah mereka selalu beranggapan bahwa segala hal yang dilakukanya adalah yang terbaik.

 

Referensi :

Bagit, V. F. (2017). Orientasi Nilai Budaya di Kalangan Perempuan Terhadap Model Pakaian di Kota Manado. HOLISTIK, Journal Of Social and Culture.

Pelly, Usman. (1994). Teori-Teori Ilmu Sosial Budaya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Penyusun, Tim. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa, Jakarta. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI KONSTRUK PERSONAL GEORGE KELLY

  TEORI KONSTRUK PERSONAL GEORGE KELLY Nama : Trias Sabila Rahmah NIM : 19310410036 Mata Kuliah : Psikologi Kepribadian II Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro, S. Psi., M.A. George Alexander Kelly (1905-1967) merupakan salah satu tokoh psikologi yang mengembangkan teori kepribadian konstruk personal. Teori kepribadian konstruk personal menekankan bahwa setiap manusia melihat dunianya melalui pola tertentu atau template yang dia ciptakan dan kemudian berusaha mencocokkanya dengan realitas. Pandangan Kelly yang bertujuan untuk menjelaskan keyakinan individu dan pandangan dunia mereka yang membentuk dua kutub yang saling berlawanan dalam dimensi kognitif ini disebut sebagai personal world (Hall & Lindzey, 1985). Teori konstruk personal dinyatakan dalam satu asumsi dasar dan dielaborasikan oleh sebelas corollaries yang menyatakan bahwa " Proses seseorang secara psikologis dijembatani oleh cara orang tersebut mengantisipasi peristiwa-peristiwa ". Teori konstruk persona

TEORI KEPRIBADIAN RAYMOND CATTEL

  TEORI KEPRIBADIAN RAYMOND CATTEL Nama : Trias Sabila Rahmah NIM : 19310410036 Mata Kuliah : Psikologi Kepribadian II Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro, S. Psi., M.A.   Raymond Bernard Cattell dilahirkan dikota Staffordshire, Inggris pada tahun 1905. Menurut Cattel, kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan prediksi tentang apa yang akan dikerjakan oleh seseorang dalam situasi tertentu. Ia memandang kepribadian sebagai suatu struktur dari sifat-sifat(traits) yang kompleks, terdiferensiasi dan sebagian besar tergantung pada salah satu gugus dari sifat-sifat ini yang disebut dynamic traits atau sifat-sifat dinamik. Cattel menganggap traits adalah konsep yang penting dari teorinya. Trait juga disebut sebagai struktur mental, elemen atau komponen dari kepribadian. Untuk memahami individu, kita harus mengetahui bentuk traits yang tepat yang menentukan seseorang sebagai individu. Trait diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu : 1.        Kategori Kepemilikan -    

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PERUBAHAN PRANATA EKONOMI

 Trias Sabila Rahmah/19310410036 Artikel ini dibuat untu memenuhi Tugas Ilmu Budaya Dasar, Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Dosen Pengampu Dr. Arundati Shinta/Amin Nurohmah, S.Pd., M.Sc Setiap harinya, teknologi terus berkembang dan semakin canggih. Kehidupan manusia pun tak bisa dipisahkan dari pemanfaatan maupun penggunaan teknologi. Ada banyak sekali teknologi yang dimanfaatkan untuk menunjang aktivitas manusia saat ini. Contohnya yakni gadget sebagai sarana komunikasi dan mencari informasi. Perkembangan teknologi yang semakin pesat ini membawa pengaruh di berbagai bidang kehidupan manusia. Teknologi membawa perkembangan dalam masyarakat dan ditunjukan dengan perubahan-perubahan yang terjadi salah satunya dalam aspek sosial budaya. Salah satu perubahan pada bidang sosial budaya adalah perubahan pada pranata sosial. Pranata sosial adalah sistem norma atau aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat secara khusus (Nurmansyah dkk, 2019). Pranata sosial merupa